Jumat, 20 Januari 2012

Dawet Ayu Pasar Gede Solo

Dawet Bu Dermi ini telah ada sejak Pasar Gede didirikan pada 12 Januari 1930 oleh arsitektur Thomas Karsten. Bahkan, meski Pasar Gede telah direnovasi dua kali akibat terbakar pada tahun 1947 dan 2000, hingga kini Dawet Bu Dermi masih tetap eksis, dan bisa dinikmati hanya dengan harga yang sangat murah. Dawet Pasar Gede ini adalah minuman khasSolo yang selalu membuat kangen warga Solo yang telah lama merantau. Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan minuman dawet lainnya. Tetapi satu yang membuat istimewa dan selalu ingin dinikmati adalah rasanya yang berbeda serta lokasinya yang sudah dikenal banyak orang.
Dawet Bu Dermi, salah satu ikon dawet di Pasar Gede Solo, selalu dikunjungi baik mereka yang tengah berbelanja atau mereka yang dengan sengaja datang ke sana untuk sekadar menikmati segarnya minuman ini. Minuman dengan isi biji telasih, ketan hitam, nangka, bubur sumsum, cendol dengan kuah santan yang diberi pemanis dari gula merah ini sangat terkenal sejak dahulu. Dawet Ayu Pasar Gede ini berbeda dengan dawet kebanyakan. Dawet ini berisi cendol dari tepung beras atau Onggok, ketan hitam dan selasih yang disiram dengan sirup dari gula kelapa yang berwarna bening bukan kecoklatan seperti cendok kebanyakan. Disajikan dalam mangkuk kecil yang cukup mungil.

Dawet Ayu
Saat ini ada beberapa penjual dawet ayu yang menjual minuman serupa, tetapi tetap saja pembeli lebih mengenal keberadaan dawet ayu Bu Dermi. Untuk menjangkau Pasar Gede pun pengunjung tidak perlu kebingungan, sebab letaknya berada tepat di depan Kantor Balai Kota Solo dan mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum, seperti angkutan umum dan bus kota.

Rujukan : Endang Kusumastuti

0 komentar:

Posting Komentar